![]() |
![]() |
|
|||||||
<< >> | |||||||||
![]() |
|||||||||
Sang agung perenung, Orb, bercerita kepada kerajaan tentang kekuatan Arah Hidup yang tertidur dalam realita ini. Tiga arah yang dapat diikuti mulai dari mage, warrior, poet, atau rogue. 12 lingkaran muncul di banyak tempat berbeda didalam Koguryo dan Buya, semuanya menunggu untuk menerima kekuatan Sang Tetua lepas. Pada masa kekuasaan Yuri ke 20, seorang penyihir misterius datang ke kerajaan. Berpakaian jubah aneh, pria ini, Eldridge, dianggap kawan oleh sebagian orang tetapi dicurigai oleh yang lain. Dia menawarkan pertolongan untuk membuka kekuatan Arah Hidup, tapi dia ingin tahu bagaimana caranya. Potongan dari sebuah naskah kuno ditemukan dan digabungkan, dan diputuskan bahwa batu Onyx yang terdapat Sagu harus di belah untuk mengeluarkan kekuatannya. Tapi konsekuensinya tidak terlihat menjanjikan. Berkumpulnya rakyat dari kedua kerajaan di Istana Koguryo, Yuri dan M'hul termangu saat batu Onyx tersebut terbelah. Secara bersamaan, lingkaran itu terpenuhi oleh kekuatan saat Sagu muncul dalam bentuknya semula sebelum ia dikalahkan. Tanpa buang waktu lagi, sang Warlock mengambil kesempatan ini dan menjatuhkan banyak orang dengan ilmu hitamnya. Dia menciptakan sebuah gunung hitam, memanggil arwah tua, mendatangkan guntur dan hujan, dan api dari dalam tanah yang menghancurkan dalam jangkauannya. Dikurung dalam batu Onyx selama 17 tahun, dia telah belajar banyak dari dirinya sendiri. Bergumam tentang Tongkat hitam, dia terus memanggil setan jahatnya, membunuh banyak jiwa yang tak berdosa. Sementara itu, kekuatan besar Tongkat hitam bertambah besar, memberi makan setan-setan Sagu dan membatunya sebagai balasan. Sang Warlock muncul di arena pembantaian pada saat turnamen dan membawa badai api ke rakyat yang tak berdaya. Dengan langkah kokohnya, membinasakan semua yang ada dalam lintasannya. Dengan amukan marahnya, Bringer terbang ke Sagu dengan Pedang Suci, tapi Sagu dan kekuatan Tongkat Hitam menghancurkannya. Sagu menghilang ketika kerajaan dalam kedukaan yang dalam karena kematian sang penguasa. Tak ada waktu lagi untuk berduka. Sagu melancarkan serangan ke kerajaan tidak seperti yang dulu. Tidak ada ruangan yang tidak luput dari pertumpahan darah. Merasa dirinya tak berguna, Sagu mengkhianati Tongkat Hitam. Dikedalaman Ngarai, Tongkat Hitam menguras semua sari pati kehidupan Sagu, membuatnya mustahil untuk mengembalikan dirinya dari kematian . Dengan kematian Sagu, Eldridge dipaksa untuk berkelana jika legenda telah diartikan dengan benar. Sang kegelapan telah mati, tapi mengapa semua mahluk ciptaan dan pengikutnya masih mengerogoti seluruh kerajaan ? Ribuan rakyat masih dengan keputusasaannya membela tempat tinggal mereka. Menambah derita rakyat, Orb muncul dan menyiksa banyak rakyatnya sendiri. Dikedalaman Ngarai, beberapa raksasa muncul, menghancurkan siapa saja yang mendekat. Thoth, Dewi Kebijakan, telah ditelanjangi dari keabadiannya dan dibuang ke dalam gorong-gorong Ngarai dimana para monster berkerumun. Orb telah dirusak oleh Tongkat Hitam. Banyak yang telah berupaya keras untuk menyelamatkannya, tapi tubuhnya sekarang tak berdaya menahan siksaan dan akhirnya dia dibunuh. Sementara waktu, beberapa perenung dan legendaris mencari solusi masalah ini. Kristal, 4 Sekawan dan "Senjata kunci" dibutuhkan untuk menciptakan Panah Arwah yang sangat kuat. Lima warga yang terhormat mengorbankan Pedang 7 Daunnya untuk membantu acara tersebut. Dalam ritualitas dengan Sang Tetua, Eldridge membentuk panah tersebut. Setelah banyak perdebatan, telah diputuskan; Orb harus dimusnahkan. Ribuan kematian memerahkan padang rumput hijau Ngarai itu ketika Orb dan Tongkat Hitam menguasai banyak mahluk hidup disekitarnya. Banyak yang telah mencoba untuk membunuh Orb, walau dia jarang menggunakan pedang dewanya untuk membangkitkan dirinya lagi. Akhirnya, dia terkepung di Kugnae, bertahan dengan apa yang tersisa dalam pikirannya melawan kekuatan besar Tongkat Hitam. Madog, Tetua Chongun, mengirim Panah Arwah terbang langsung menuju jantung Orb. Dia, dengan Tongkat Hitam dan panah, terbelah berkeping-keping. Kepingan yang terlempar melukai rakyat yang menyaksikan adegan tersebut. Kekuatan yang lepas, hangus ditanah. Sang penguasa Orb telah mati. Kerajaan aman dari kejahatan, menangisi kedukaan terdalam atas kematian Bringer, Thoth dan Orb beserta ribuan pria dan wanita gagah berani yang mati. Pecahan dari Panah Arwah dibuat menjadi senjata untuk mereka yang mengorbankan hartanya demi keselamatan kerajaan dan rakyat bekerja sama untuk membangun kembali yang telah hancur. Eldridge, sekarang dikenal sebagai Penuntun Jiwa, tetap tinggal untuk menjadi penasehat untuk kerajaan. Kekuatan Eldridge lambat laun memulih dalam lingkaran pada saat Arah Hidup mulai tumbuh. Tanah dan rumput hangus karena ledakan Kematian Orb yang memancarkan kekuatan aneh, dan memperlihatkan para pengunjung batu-batu bercahaya yang berisi sari pati Orb didalamnya. Batu hitam tetap ada sampai sekarang, sebagai peringatan bahwa Dewa yang kuat, memiliki kelemahannya seperti manusia biasa. |
|||||||||
<< Cerita sebelumnya | Cerita berikutnya >> | |||||||||
Copyright © 2001 Nexon Corp. All Rights Reserved. PT. Boleh Net Indonesia Copyright © 2001- by TrendKU.co.id. All rights reserved. E-mail: [email protected] |